Pertempuran antara haq dan bathil adalah sebuah kenyataan sejarah yang tak terbantahkan.Menjadi tradisi yang tidak bisa dihapuskan dalam realitas kehidupan manusia di masa yang akan datang.
Sejak pertama Allah SWT. memproklamirkan kekhalifahan yang diamanahkan (dimandatkan) kepada Nabi Adam AS (QS 2:30), Iblis serta merta dengan kesombongannya (QS 2:34), menyatakan pembangkangan. Iblis tidak mau ‘sujud’ kepada Adam AS. (QS 7:11).
Pembangkangan kepada kekhalifahan ini pada hakikatnya adalah ‘pemberontakan’ kepada otoritas Allah SWT. yang mutlaq, oleh karena itu Allah SWT. langsung memvonis Iblis sebagai “kafir” (QS 2:34), tidak cukup sampai situ, Allah kemudian mengutuk dan melaknat Iblis, dan mengusirnya dari Jannah (QS 15:34-35).
Inilah latar belakang permusuhan Iblis terhadap “manusia”, tegasnya manusia yang menjalankan fungsi kekhalifahannya. Permusuhan Iblis laknatullah terhadap Khilafah Islam.
Iblis kemudian menabuh genderang perang terhadap kekhalifahan hingga hari akhir. Hal ini dapat kita lihat dari permintaan Iblis kepada Allah SWT. agar diberi waktu hidup hingga hari akhir (QS 15:36). Allah Ar-Rahman, kemudian mengabulkan permohonan Iblis (QS 15:37-38).
Untuk apa iblis rela hidup hingga hari akhir?, tentu untuk menghalangi dan merintangi manusia agar menyimpang (QS 15:39-40) dari fungsinya yaitu menjalankan, menegakan dan membela kekhalifahan.
Iblis menebar ancaman bahwa dengan segala cara ia akan merintangi tegaknya khilafah; kiri, kanan, depan dan belakang (QS 7:17). Ini artinya, Iblis akan menghancurkan kekhilafahan, dan akan memerangi kekhalifahan sejak diperjuangkan ketegakkannya.
Bahkan Iblis akan merekrut manusia yang mau mengikuti ‘khithahnya’, dan akan menjadikannya sebagai pasukan perangnya, hingga pada waktunya akan dikerahkan secara sistemik dan totalitas untuk memerangi manusia penegak dan pembela khilafah (QS 17:64-65).
Genderang perang terhadap kekhalifahan yang diikrarkan Iblis, untuk kemudian disambut dengan haru biru oleh para pengikutnya yaitu kaum kafirin (QS 2:217). Sehingga terjadilah pertempuran atau peperangan abadi antara kubu al-haq dan kubu al-bathil diseluruh penjuru dunia ini (QS 4:76). InI yang oleh Allah SWT di gambarkan bahwa nanti para keturunan Adam (manusia) satu sama lain akan saling bermusuhan (QS 2:36).
Dalam realitasnya, perang ini melahirkan pertempuran hebat yang membuat kalah dan menang mejadi dinamika antara yang haq dan bathil (QS 3:140). Tetapi kekalahan yang diderita kubu yang haq itu ada hikmahnya (QS 3:140-141), yakni:
- Sebagai ujian dan seleksi keimanan
- Peluang syahid
- Pembersih dosa
- Alasan Allah untuk menghancurkan kaum kafirin
Jadi sebenarnya “Perang” ini ditabuh oleh Iblis dan disambut pengikutnya yaitu “kaum kafirin”. Dan ini adalah ‘sunnatullah Tadafu’ (tradisi pertempuran) yang melestari hingga akhir masa.*** (waiman)
Almukaromah, 12 Maret 2017
0 komentar:
Posting Komentar