Sabtu, 25 Maret 2017

PENGHUNI SURGA

Seperti biasanya, para sahabat mengelilingi Rasulullah demi mendengar nasihat dan pengajaran darinya. Tiba-tiba Rasulullah SAW bersabda: “Sebentar lagi akan datang seorang laki-laki penghuni Surga,”. Pernyataan Rasulullah SAW, benar-benar memancing penasaran para sahabat yang sedang mengelilingi Rasulullah SAW. Siapa gerangan yang dimaksud?.


Tidak berselang lama lewat seorang lelaki Anshar yang baru saja berwudhu, nampak bekas bekas air wudhunya di ujung-ujung janggutnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sendal.

Esok harinya, Rasulullah SAW bersabda: “Sebentar lagi akan datang seorang laki-laki penghuni Surga,” . Kemudian lewatlah pemuda yang sama, persis kejadiannya seperti kemarin. Dan kejadian tersebut berulang sampai tiga kali.

Untuk kali ketiga ini, setelah rasulullah bangkit dan meninggalkan forum, Abdullah Bin Amr Bin Ash, diam-diam mengikuti lelaki yang diisyaratkan oleh Rasulullah sebagai penghuni surga.

Manakala lelaki tersebut sudah dekat dengan rumah pintunya, Abdullah segera menegurnya. Dengan hati hati, Abdullah berkata kepada si laki-laki calon penghuni surga tersebut: “Duhai saudaraku, aku ini sedang bermasalah dengan orangtuaku sendiri, dan aku telah bersumpah untuk tidak pulang ke rumah selama 3 hari, bolehkah aku menumpang tinggal di rumahmu barang 3 hari saja, agar aku bisa memenuhi sumpahku?”. Si Lelaki tersebut menjawab: silahkan!”.

Selama tiga hari, Abdullah tinggal di rumah lelaki tersebut dan meneliti, kiranya apa amalan hebat yang dilakukannya sehingga Rasulullah menyebutnya sebagai penghuni surga?. Tetapi selama itu pula Abdullah tidak menemukan amalan yang istimewa. Malam-malam tidak terlihat oleh Abdullah bahwa lelaki tersebut melaluinya dengan shalat malam. Hanya setiap ia terjaga dari tidurnya, terlihat si lelaki tersebut melafalkan dzikir dan bertakbir. Tapi kenapa lelaki tersebut dikatakan sebagai penghuni surga?. Siang-siang juga dilihat oleh Abdullah tanpa ada amalan yang istimewa, biasa-biasa saja.

Hampir saja Abdullah meremehkan lelaki tersebut. Setelah tiga hari berakhir, Abdullah berkata kepadanya: “Wahai hamba Allah, sesungguhnya aku tidak sedang bermasalah dengan orang tuaku, hanya saja aku mendengar Rasulullah selama tiga hari berturut-turut di dalam satu majelis beliau bersabda, ‘Akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni Surga,’. Selesai beliau bersabda, ternyata yang muncul tiga kali berturut-turut adalah engkau. Terang saja saya ingin menginap di rumahmu ini, untuk mengetahui amalan apa yang engkau lakukan, sehingga aku dapat mengikuti amalanmu. Sejujurnya aku tidak melihatmu mengerjakan amalan yang berpahala besar. Sebenarnya amalan apakah yang engkau kerjakan sehingga Rasulullah berkata demikian?”.

Lelaki itu menjawab: “Sebagaimana yang kamu lihat, aku tidak mengerjakan amalan apa-apa, hanya saja aku tidak pernah mempunyai rasa iri kepada sesama muslim atau hasad terhadap kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya.”.

Abdullah bin Amr berkata: “Rupanya itulah yang menyebabkan kamu mencapai derajat itu, sebuah amalan yang kami tidak mampu melakukannya”.

Rupanya lelaki Anshar itu adalah lelaki sederhana, kehebatannya adalah ia tidak pernah membawa rasa iri, hasud dan kemarahan kedalam malam-malamnya, selalu sirna sebelum ia tertidur. Bukan karena amalannya yang istimewa, tetapi kemampuan menata hati, dan kemahirannya menempatkan amarahnya jauh diluar lubuk hatinya.**** (waiman)

pernah dimuat dalam MAJALAH AMANU

almukaromah, 25 Maret 2017
Share:

0 komentar:

Posting Komentar