Allah
SWT mengibaratkan suami sebagai pakaian bagi istri dan istri adalah pakaian
bagi suami, lihat QS Al-Baqarah (2) ayat 187. Tentu ini adalah metafor yang
sangat indah dan dalam maknanya. Apa makna suami adalah pakaian bagi istri dan
istri adalah pakaian bagi suami?.
kali ini kita hanya akan mengupas makna yang lebih bersifat teknis keseharian
dari makna pakaian tersebut. Fungsi pakaian didalam Al-Qur’an dijelaskan dalam
QS Al-A’raf (7) ayat 26: “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah
menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk
perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah
sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu
ingat.”
Fungsi pakaian dalam surat Al-A’raf tersebut dijelaskan sebagai Penutup aurat, aurat pada asal artinya adalah
sesuatu yang harus ditutup, karena malu jika dibuka. Kemudian sebagai Risyan
(lafadz aslinya) yang secara bahasa, Risyan itu adalah bulu pada burung yang
berfungsi sebagai Penghias dan juga Pelindung, berarti pakaian itu harus berfungsi
menghiasi tubuh dan melindungi tubuh sebagaimana bulu pada burung. Terakhir,
fungsi pakaian itu adalah Pakaian Ketaqwaan.
Maka, diantara makna suami sebagai pakaian istri dan istri sebagai pakaian
suami memiliki 4 pengertian sebagaimana fungsi pakaian:
1. Saling menutupi aib
masing masing.
2. Saling menghiasi.
3. Saling melindungi.
4. Saling menumbuhkan
potensi ketaqwaan.
Suami dan istri harus saling menutupi aib masing-masing. Sehebat apapun
seseorang, ketika sudah berumah tangga maka kekurangan dan kelemahannya akan
sangat diketahui oleh pasangannya. Disinilah seorang suami harus menutupi aib
istrinya dan seorang istri juga harus menutupi aib suaminya. Bukan sebaliknya,
justru suami atau istri malah menjadi corong informasi yang menyebabkan aib
istri atau suami diketahui oleh tetangganya, teman kerjanya, teman arisannya,
rekan bisnisnya. Stop membocorkan rahasia kekurangan pasangannya masing-masing.
Kemudian suami maupun istri harus saling menghiasi, suami atau istri sudah
semestinya berkhlaq yang baik sehingga suami atau istri menjadi kebanggaan
pasangannya. Jika suaminya ketahuan korupsi, tentu tidak menjadi perhiasan istrinya.
Atau jika istrinya ketahuan menyeleweng, tentu akan sangat memalukan suaminya.
Saling melindungi berarti saling menolong, saling membantu agar kelemahan
masing masing dapat ditambal dan diperbaiki bersama.
Dan yang terakhir, dalam kehidupan berumah tangga, suami dan istri harus saling
menasehati, dan mendorong masing-masing agar didalam rumah tumbuh benih benih
ketaqwaan, sehingga menjadi rumah tangga yang berkah dan menjadi inspirasi
ketaqwaan anak-anaknya jika kelak dikaruniai anak.
Itulah sebagian makna suami menjadi pakaian bagi istri dan istri menjadi
pakaian bagi suami. Semoga bermanfaat bagi kawula muda yang memutuskan diri
untuk segera menikah dan juga mengingatkan bagi yang sudah menikah. Wallahu
a’lam bish showab **** (waiman)
Pernah dimuat dalam MAJALAH AMANU
almukaromah, 18 Maret 2017
0 komentar:
Posting Komentar