Dikalangan
perawat nama Rufaidah Al-Aslamiyya (570 – 632 M) memang kurang terkenal.
Mungkin kalah tenar disbanding Florence Nightingale (1820 – 1910 M),
yang dianggap sebagai pelopor dalam bidang keperawatan modern (Pioneer of Modern Nurse). Padahal 12 abad sebelumnya
Rufaidah telah mempeloporinya.
Merupakan bagian dari suku Khazraz di Yatsrib (Madinah), bahkan menjadi wanita
pertama yang masuk Islam di kalangan penduduk Yatsrib. Otomatis ia menjadi kaum
Anshar (penolong) atas Muhajir.
Bakatnya sebagai pekerja kesehatan mungkin didapat dari As-Sa’dy, yaitu ayahnya
sendiri yang berprofesi sebagai dokter masa itu. Sejak kecil Rufaidah memang
senang membantu ayahnya mengobati pasien.
Dalam perang Badar, Uhud,
Ahzab dan Khaibar, Rufaidah ikut serta
sebagai tenaga perawat yang merawati mujahid yang terluka dalam pertempuran.
Rufaidah saat itu merintis profesi public health nurse (Perawat
Kesehatan Masyarakat) dan social worker (Pekerja
Sosial), sekaligus menjadi teladan dalam bidan keperawatan.
Rufaidah bukan hanya sebagai perawat saja. Suatu saat sebelum perang Khaibar
terjadi beliau pernah meminta ijin kepada Rasulullah untuk mengajari teori dan
praktek keperawatan kepada beberapa shahabiyyah lainya. Ide brilliant tersebut tentu saja disambut oleh Rasulullah
dengan keluarnya ijin dan dukungan penuh. Mungkin kelak ini juga merupakan
sekolah keperawatan pertama di dunia.
Perempuan terlatih di Perguruan Rufaidah tersebut kemudian diorganisir oleh
Rufaidah. Beberapa perempuan muslim yang terdidik oleh Rufaidah dalam praktek
keperawataan diantaranya adalah Ummu Ammara, Aminah, Ummu Ayman, Safiat,
Ummu Sulaiman, dan Hindun. Dan sejak perang
Khaibar Umat Islam memiliki Team Khusus perawat yang dipimpin oleh Rufaidah.
Rupanya Rufaidah juga tampil menjadi seorang pendidik, pelatih yang handal dan
sebagai organisatoris yang dapat diandalkan.
Dimasa damai, Rufaidah membuat klinik ‘Tenda’ perawatan di luar masjid Nabawi
di Madinah. Selain itu juga, Rufaidah terkenal aktif mendampingi masyarakat
dalam memberantas penyakit sosial. Rufaidah tampung orang-orang terdampak
perang; seperti yatim, miskin, anak-anak cacat, bahkan yang terkena gangguan
jiwa.
Kepeloporan dan prestasi Rufaidah Al-Aslami, 14 abad yang lalu, membuat
University of Bahrain di Irlandia memberi penghargaan Rufaida Al-Aslamia Prize In Nursing terhadap mahasiswa
keperawatan yang berprestasi. Penghargaan yang diseleksi dan ditetapkan oleh
panel klinis anggota staf medis senior ini sangat didambakan oleh setiap mahasiswa.
Penghargaan diberikan kepada mahasiswa yang secara konsisten unggul dalam
memberikan asuhan keperawatan yang luar biasa untuk pasien.
Sosok yang luas ilmu dan wawasannya, yang terampil dan empati, yang penuh
dengan jiwa kepeloporan, yang semuanya beliau dedikasikan untuk kejayaan Islam
dan ummat Islam.**** (waiman)
pernah dimuat dalam MAJALAH AMANU
almukaromah, 18 maret 2017
0 komentar:
Posting Komentar