((Dikisahkan)) Seekor anjing yang sangat rakus. Dengan
tubuhnya yang besar dan gigi taringnya yang tajam, ditambah suaranya yang
nyaring, si Rakus ini menjadi raja jalanan.
Sudah banyak korban sesama anjing yang direbut makanannya
oleh si rakus. Kerap makanan dimulutnya belum habis, si rakus merebut paksa
makanan dari anjing lainnya.
Suatu hari ia kelaparan, jalanan sepi, hanya angin semilir
yang mengelus elus perutnya yang kempes. Setelah mondar mandir ke berbagai arah
dengan jarak tempuh yang jauh, akhirnya ia temukan sepotong daging, mungkin
agak basi sisa makanan manusia yang dibuang ke tempat sampah. “ah... daripada
tidak ada”, kata si Rakus.
Berjalan melewati sungai dengan jembatan bambu yang kecil.
Ketika ia melihat kebawah, ia temukan sepotong daging segar sedang digigit
seekor anjing besar. Ia lompat untuk merebut makanan yang digigit anjing tadi,
mungkin si rakus tertarik oleh segarnya daging yang dibawa anjing lain.

Berjalan lunglai tanpa tenaga, dengan perutnya yang semakin
lapar. Oh kasihan.
(cerita disadur dari “Bahrul Adab”)
0oo
Tentu saja cerita itu adalah fiktif. Namun ada pesan mulia
yang termuat dibalik cerita itu:
Pesona dunia itu sangat menipu, fatamorgana dan nisbi
Firman Allah SWT berikut ini: “Ketahuilah, bahwa
sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang
melalaikan. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang
menipu.” (Q.S. Al-Hadiid [57]:20)
Pesona dunia membuat penikmatnya mencandu, bertobatlah dari
candu khayal duniawi.
Rasulullah saw bersabda, "Andaikan seorang anak
Adam (manusia) mempunyai satu lembah dari emas pasti ia ingin mempunyai dua
lembah dan tidak ada yang dapat menutup mulutnya (menghentikan kerakusannya
kepada dunia) kecuali tanah (maut). Dan Allah berkenan memberi taubat kepada
siapa yang bertaubat." (Bukhari - Muslim)
Kerakusan pada dunia berakibat mencelakakan diri
sendiri.
Rasulullah saw berikut ini: “Kalau begitu,
bergembiralah dan berharaplah memperoleh sesuatu yang melapangkan diri kalian.
Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan akan menimpa diri kalian.
Akan tetapi, aku kahwatir jika dunia ini dibentangkan untuk kalian sebagaimana
ia dibentangkan untuk orang-orang sebelum kalian sehingga kalian berlomba
sebagaimana mereka berlomba, dan akhirnya kalian hancur sebagaimana mereka
hancur.” (Hadits riwayat Muslim (2961) dan al-Bukhari (6425), dan Ibnu Abi
ad-Dunya dalam kitab tentang Zuhud hal. 73)*** (wakariem)
almukaromah, 4 maret 2017
0 komentar:
Posting Komentar