Kamis, 02 Maret 2017

Pesan Kemerdekaan Anbiya

Artinya: "Dan [ingatlah], ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, ingatlah ni'mat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi-nabi di antaramu, dandijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yangbelum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun di antara umat-umat yanglain". (QS 5/20)

Musa AS sebagai Nabi Revolusioner memperingatkan Ummat Islam Bani Israil akan tigahal yang merupakan keharusan sejarah, sejarah untuk meraih kemerdekaan ummatislam dan meraih mardhatillah.

1.HADIRNYA PARA NABI
2.TERAIHNYA KEMERDEKAAN
3.SEMPURNANYA NIKMAT ALLAH


[1] HADIRNYA PARA NABI


Nabi Musa AS mengingatkan Ummatnya akan pentingnya kehadiran para Nabi. Karena para Nabi adalah "pembawa berita besar"  (naba'un adzhiem), yaitu berita besar revolusi. Berita besar perubahan totalitas  itu adalah kabar paling menggegerkan para elitpolitik di suatu negri.


Seperti proklamasi risalah Nabi Muhammad SAW di bukit shofa (tahun ke-3 Nubuwwah) (QS 7/158), berita besar itu langsung mendapat reaksi  negative dari penguasa Negara Hijaz dengan mengeluarkan pernyataan resmi "Tabba Laka Ya Muhammad" (Celaka engkau wahai Muhammad!). Pernyatan itu dikeluarkan langsung oleh pemimpin tertinggi Negara Hijaz yaitu Abu  Lahab (QS Al-lahab). Sebuah pernyataan resmi Negara Hijaz yang menyatakan bahwa Muhammad dan pengikutnya adalah Musuh Negara, bahwa gerakan Muhammad adalahin konstitusional dan makar. 

Seperti reaksi Rezim Fir'aun terhadap Musa AS yang kemudian mengeluarkan pernyataan resmi kenegaraan "Daruuni Aqtul Musa" (Biarkan aku bunuh Musa) (QS 40/26).  Itu terjadi karena Fir'aun ketakutan oleh gerakan perubahan Musa yang langsung melakukan perubahan pada Sistem Hidupnya (Ad-Din).  Ini semua dimulai dengan Proklamasi oleh N Musa dihadapan kaumnya , yaitu proklamasi "Dzahirnya Al-Mulku" (berdirinya kerajaan), yakni kerajaan yang dipimpin Musa AS (QS 40/29)

Setelah berita besar  itu dikumandangkan, maka para Nabi itu kemudian  mengobarkan semangat berperang  kepada ummat (QS 8/65). Yaitu Perang untuk menegakan Din Allah (QS 2/193),perang melawan kekuatan Penjajah ummat manusia (QS 20/24). Jadilah para Nabi sebagai tokoh perubahan yang akan membebaskan manusia dari segala rantai penjajahan yang membelenggu (QS 7/157).

Ummat Islam pasti akan mencapai kemerdekaannya jika mau memuliakannya,menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (AlQur'an) (QS 7/157)

Tentu saja Nabi pada Zamannya kini adalah "Warotsatul  Anbiya" (pewaris jiwa Anbiya) yaitu ulama. Ulama adalah manusia yang hanya takut kepada Allah (QS Fathir: 29). Ulama yang hanya takut kepada Allah SWT dan tidak takut kepada manusia.


Ulama pewaris anbiya adalah pembawa berita besar revolusioner dan pengobar semangat ummat untuk bangkit dan berjuang. Seperti Thalut yang mewarisi semangat revolusioner Nabi Syamil, untuk melawan Penjajah Zaluth (QS 2/243).

Adanya waratsatul anbiya sebagai penggelora semangat Revolusioner dan adanya ummat yang setia mengikuti jalan terjal perjuangan menuju kemerdekaan adalah prasyarat mutlak teraihnya kemerdekaan (QS 7/157)

[2] TERAIHNYA KEMERDEKAAN


Nabi Musa As mengingatkan Ummat Islam Bani Israel bahwa, Kemerdekaan itu bukan hanya terusirnya anasir anasir asing dari suatu negri, tetapi Ummat Islam  yang berdaulat kedalam dan keluar.

Dalam QS 24/55 diistilahkan dengan "Layastakhlifannahum Fil Ardhi" (pasti mereka berdaulat penuh di suatu negri).

Nabi Musa AS bukan hanya hendak membebaskan Bani Israel dari penjajahan Fir'aun, tetapi terbebasnya Bani Israel dari penjajahan Fir'aun akan dijadikan Jembatan Emas menuju Kemerdekaan Ummat Islam, yaitu ummat Islam merdeka berdaulat mengatur negrinya sendiri berdasar (I'tishom) kepada Kitab Allah  (QS 3/103).


[3] SEMPURNANYA NIKMAT ALLAH


NABIMUSA AS juga mengingatkan bahwa kesempurnaan Nikmat Allah SWT hanya akan dapat  dinikmati jika Ummat Islam Sudah berkuasa (MERDEKA).
Nikmatpasca kemerdekaan itu adalah:

(1) Din (hukum) Islam Tegak ,
(2) Ummat Islam Bebas beribadah, bersyariat, atau mengaktualisasikan keislamannya tanpa ada yang menghalangi
(3) Dirubahnya rasa takut menjadi aman sentausa, atau lahirlah suatu kondisi "gemahripah repeh rapih, tata tengtrem kerta raharja", suatu kondisi masyarakat yangadil dan makmur dan diridhai Allah (QS 24/55)**** (waiman)



Almukaromah, 3 maret 2017
Share:

0 komentar:

Posting Komentar