Datangnya
waktu kematian (ajal) adalah pasti, sebagaimana Firman Allah Ta’ala: “Dan datanglah
sakaratul maut yang sebenar-benarnya. itulah yang kamu selalu lari dari
padanya.” (QS. Qaaf,
50:19).
Tak ada
seorangpun yang dapat menyangkal pastinya kematian ini, tetapi dibalik pastinya
waktu kematian, ternyata kematian juga membawa misteri terbesar manusia.
Alloh SWT sebagai penentu kematian telah merahasiakan kapan dan
di mananya ajal itu tiba pada setiap diri-diri manusia. Firman Allah SWT: “Sesungguhnya Alloh, hanya pada sisi-Nya
sajalah pengetahuan tentang hari kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan
mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat
mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang
pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Alloh Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Luqman, 31 : 34).
Apa hikmah
dibalik misteri ajal ini?. Tentu ada beberapa hikmah yang dapat kita raba
berkaitan dengan kerahasiaan waktu dan tempat kematian manusia:
.
1.Supaya Bersegera Beramal Shaleh
Yazid Ar-Raqqasyi r.a. menulis bait-bait indah puisi:
“Celakalah engkau wahai Yazid!
Siapa
orang yang akan menggantikan shalatmu setelah mati?,
Siapa yang
berpuasa untukmu setelah mati?,
Siapa yang
memohon keridhaan Alloh untukmu setelah mati?”.
Wahai
manusia!
Tidakkah
kamu menangis dan meratapi diri sendiri dalam sisa hidup kamu?
Siapa yang
dicari maut, kuburan jadi rumahnya, tanah jadi katilnya dan ulat jadi teman
rapatnya,
lalu
setelah itu ia akan menunggu lagi hari kecemasan yang paling besar;
bagaimana
keadaan orang yang seperti ini nanti ?”.
Puisi
Yazid adalah ungkapan akan kekhawatiran akan sisa hidupnya tidak digunakan
beramal shaleh, sehingga kematian yang mungkin datang menyergap di setiap waktu
dan kelengahan manusia. Rasulullah SAW. bersabda: “Laksanakan
segera amal shaleh karena tujuh hal: sebelum datang kemiskinan yang membuatmu
lupa, kekayaan yang menyesatkan, penyakit yang membinasakan, ketuaan yang
melumpuhkan, kematian yang mendadak, dajjal sebagai makhluk terjahat yang
senantiasa mengintip atau datangnya kiamat yang sangat pahit dan amat
mengerikan.” (HR.
Tirmidzi).
Bukankah
penyesalan di akhirat adalah karena tidak menyegerakan beramal shaleh sehingga
kematian datang ia sedang menunda-nunda amal shaleh, firman Alloh SWT. : (Demikianlah
keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang
dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku
berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. sekali-kali tidak.
Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. dan di hadapan mereka
ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan. (QS. Al-Mukminun, 23: 99-100)
.
2.Supaya Tercegah Dari Berbuat Maksiat

.
3.Supaya Menjadi Manusia Cerdas
Manusia yang cerdas adalah manusia yang berorientasi kepada
kekekalan dan keabadian kehidupan akhirat dan tidak tenggelam dalam kefanaan
dan fatamorgana kehidupan dunia. Ibnu Umar r.a pernah berkata, “… seorang dari
kaum Anshor berdiri seraya berkata,
“Wahai Nabi Alloh, siapakah manusia yang paling cerdik dan paling
tegas?”. Beliau menjawab, “(adalah) Mereka yang paling banyak mengingat
kematian dan paling siap menghadapinya. Mereka itulah manusia-manusia cerdas;
mereka pergi (mati) dengan harga diri dunia dan kemuliaan akhirat.” (HR. Ath-Thabrani, disahihkan Al-Munziri).
.
4.Supaya Tidak Cinta Dunia Lupa Akhirat
Manusia yang sadar akan kepastian kematian dan misterinya waktu
dan tempat kematian, akan menyadari bahwa dunia ini hanyalah tempat
persinggahan sementara dan sebentar saja. Menyadari bahwa dunia adalah tempat
bercocok tanam sementara akhirat adalah tempat memanen hasilnya.
Maka, ia tidak akan mengerahkan segala pikiran dan tenaganya
untuk meraih kesenangan dunia semata. Tetapi, ia akan mengerahkan segala
pikiran dan tenaganya untuk meraih kebahagiaan di akhirat dengan selamat hidup
di dunia, selamat dari adzab Alloh SWT. Firman Alloh SWT :
“Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah
permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu
serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang
tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering
dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti)
ada azab yang keras dan ampunan dari Alloh serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan
dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu” (QS. Al-Hadiid, 57 : 20).
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa
yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis
emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia dan di sisi Alloh lah tempat kembali yang baik (surga).
Katakanlah, ‘Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang
demikian itu?’ Untuk orang-orang yang bertaqwa (kepada Alloh), pada sisi Tuhan
mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di
dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) istri-istri yang disucikan serta keridhaan
Alloh. Dan Alloh Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.?” (QS. Ali Imran, 3 : 14-15)
Dari Abdullah bin Umar, r.a., katanya: Rasulullah SAW., memegang
bahuku lalu bersabda: “Jadikanlah dirimu di dunia ini seolah-olah engkau orang
dagang bahkan seolah-olah orang yang dalam perjalanan musafir.” Dan semenjak
itu Ibn Umar selalu berkata: “Apabila engkau berada pada waktu petang maka
janganlah engkau tunggu datangnya waktu pagi dan apabila engkau berada pada waktu
pagi maka janganlah engkau tunggu datangnya waktu petang dan ambillah peluang
dari kesehatanmu itu membuat amal untuk masa sakitmu dan peluang masa hidupmu
berbekal untuk matimu.” (HR.
Bukhari).
“Jadikanlah dirimu di dunia ini seolah-olah
engkau orang dagang bahkan seolah-olah orang yang dalam perjalanan musafir”
.
5.Supaya Segera Berhijrah
Termasuk dalam beramal shaleh tanda benarnya iman adalah Hijrah
dari kebathilan menuju Al-Haq (kebenaran). Kematian yang datang lebih dahulu
sebelum manusia berhijrah akan menjadi penyebab ia mati dalam keadaan
menzhalimi diri sendiri dan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam, na’udzubillah.
Firman Alloh SWT.:
“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan
menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: “Dalam keadaan
bagaimana kamu ini?”. Mereka menjawab: “Adalah kami orang-orang yang tertindas
di negeri (Mekah)”. Para malaikat berkata: “Bukankah bumi Alloh itu luas,
sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?”. Orang-orang itu tempatnya neraka
Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali”. (QS.
An-Nisa, 4: 97)***** (waiman)
Pernah dimuat
dalam MAJALAH AMANU
Almukaromah,
15 Maret 2017
0 komentar:
Posting Komentar