Selasa, 14 Maret 2017

Meraba MISTERI AJAL

Datangnya waktu kematian (ajal) adalah pasti, sebagaimana Firman Allah Ta’ala: “Dan datanglah sakaratul maut yang sebenar-benarnya. itulah yang kamu selalu lari dari padanya.” (QS. Qaaf, 50:19).
Tak ada seorangpun yang dapat menyangkal pastinya kematian ini, tetapi dibalik pastinya waktu kematian, ternyata kematian juga membawa misteri terbesar manusia.
Alloh SWT sebagai penentu kematian telah merahasiakan kapan dan di mananya ajal itu tiba pada setiap diri-diri manusia. Firman Allah SWT: “Sesungguhnya Alloh, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Luqman, 31 : 34).
Apa hikmah dibalik misteri ajal ini?. Tentu ada beberapa hikmah yang dapat kita raba berkaitan dengan kerahasiaan waktu dan tempat kematian manusia:
 .
1.Supaya Bersegera Beramal Shaleh
Yazid Ar-Raqqasyi r.a. menulis bait-bait indah puisi:
“Celakalah engkau wahai Yazid!
Siapa orang yang akan menggantikan shalatmu setelah mati?,
Siapa yang berpuasa untukmu setelah mati?,
Siapa yang memohon keridhaan Alloh untukmu setelah mati?”.
Wahai manusia!
Tidakkah kamu menangis dan meratapi diri sendiri dalam sisa hidup kamu?
Siapa yang dicari maut, kuburan jadi rumahnya, tanah jadi katilnya dan ulat jadi teman rapatnya,
lalu setelah itu ia akan menunggu lagi hari kecemasan yang paling besar;
bagaimana keadaan orang yang seperti ini nanti ?”.
Puisi Yazid adalah ungkapan akan kekhawatiran akan sisa hidupnya tidak digunakan beramal shaleh, sehingga kematian yang mungkin datang menyergap di setiap waktu dan kelengahan manusia. Rasulullah SAW. bersabda: “Laksanakan segera amal shaleh karena tujuh hal: sebelum datang kemiskinan yang membuatmu lupa, kekayaan yang menyesatkan, penyakit yang membinasakan, ketuaan yang melumpuhkan, kematian yang mendadak, dajjal sebagai makhluk terjahat yang senantiasa mengintip atau datangnya kiamat yang sangat pahit dan amat mengerikan.” (HR. Tirmidzi).
Bukankah penyesalan di akhirat adalah karena tidak menyegerakan beramal shaleh sehingga kematian datang ia sedang menunda-nunda amal shaleh, firman Alloh SWT. : (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan. (QS. Al-Mukminun, 23: 99-100)
.
2.Supaya Tercegah Dari Berbuat Maksiat
Apakah masih ada kekuatan untuk durhaka dan maksiat kepada Alloh jika sadar datangnya kematian yang tiba-tiba?. Apakah masih ada keinginan untuk maksiat jika ia sadar sedang berdiri di gerbang kematian?. Firman Alloh SWT: “Maka apakah mereka merasa aman dari azab Alloh (yang tidak terduga-duga). Tiadalah yang merasa aman dari azab Alloh kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’raaf, 7: 99)
.
3.Supaya Menjadi Manusia Cerdas
Manusia yang cerdas adalah manusia yang berorientasi kepada kekekalan dan keabadian kehidupan akhirat dan tidak tenggelam dalam kefanaan dan fatamorgana kehidupan dunia. Ibnu Umar r.a pernah berkata, “… seorang dari kaum Anshor berdiri seraya berkata,
“Wahai Nabi Alloh, siapakah manusia yang paling cerdik dan paling tegas?”. Beliau menjawab, “(adalah) Mereka yang paling banyak mengingat kematian dan paling siap menghadapinya. Mereka itulah manusia-manusia cerdas; mereka pergi (mati) dengan harga diri dunia dan kemuliaan akhirat.” (HR. Ath-Thabrani, disahihkan Al-Munziri).
.
4.Supaya Tidak Cinta Dunia Lupa Akhirat
Manusia yang sadar akan kepastian kematian dan misterinya waktu dan tempat kematian, akan menyadari bahwa dunia ini hanyalah tempat persinggahan sementara dan sebentar saja. Menyadari bahwa dunia adalah tempat bercocok tanam sementara akhirat adalah tempat memanen hasilnya.
Maka, ia tidak akan mengerahkan segala pikiran dan tenaganya untuk meraih kesenangan dunia semata. Tetapi, ia akan mengerahkan segala pikiran dan tenaganya untuk meraih kebahagiaan di akhirat dengan selamat hidup di dunia, selamat dari adzab Alloh SWT. Firman Alloh SWT :
“Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Alloh serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu” (QS. Al-Hadiid, 57 : 20).
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Alloh lah tempat kembali yang baik (surga). Katakanlah, ‘Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?’ Untuk orang-orang yang bertaqwa (kepada Alloh), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) istri-istri yang disucikan serta keridhaan Alloh. Dan Alloh Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.?” (QS. Ali Imran, 3 : 14-15)
Dari Abdullah bin Umar, r.a., katanya: Rasulullah SAW., memegang bahuku lalu bersabda: “Jadikanlah dirimu di dunia ini seolah-olah engkau orang dagang bahkan seolah-olah orang yang dalam perjalanan musafir.” Dan semenjak itu Ibn Umar selalu berkata: “Apabila engkau berada pada waktu petang maka janganlah engkau tunggu datangnya waktu pagi dan apabila engkau berada pada waktu pagi maka janganlah engkau tunggu datangnya waktu petang dan ambillah peluang dari kesehatanmu itu membuat amal untuk masa sakitmu dan peluang masa hidupmu berbekal untuk matimu.” (HR. Bukhari).
“Jadikanlah dirimu di dunia ini seolah-olah engkau orang dagang bahkan seolah-olah orang yang dalam perjalanan musafir”
.
5.Supaya Segera Berhijrah
Termasuk dalam beramal shaleh tanda benarnya iman adalah Hijrah dari kebathilan menuju Al-Haq (kebenaran). Kematian yang datang lebih dahulu sebelum manusia berhijrah akan menjadi penyebab ia mati dalam keadaan menzhalimi diri sendiri dan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam, na’udzubillah. Firman Alloh SWT.:
“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: “Dalam keadaan bagaimana kamu ini?”. Mereka menjawab: “Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)”. Para malaikat berkata: “Bukankah bumi Alloh itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?”. Orang-orang itu tempatnya neraka Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali”. (QS. An-Nisa, 4: 97)***** (waiman)
Pernah dimuat dalam MAJALAH AMANU

Almukaromah, 15 Maret 2017
Share:

0 komentar:

Posting Komentar