Pada bulan Maret 1946, para
mantan pemimpin Partai Komunis Indonesia tahun 1926, dibebaskan dari Digul.
Hanya berselang 7 bulan didirikan kembali PKI (Januari 1947) yang dipimpin
Alimin. Tegabung di dalam PKI adalah Aidit, Nyoto yang datang dari RRC dan juga
Darusman dan Soeripto yang datang dari Belanda. Rupanya Komunis sanggup
bertahan hidup dalam organisasi dan pergerakan bawah tanah. Selama lebih dari
dua dasawarsa mereka terbenam dalam gerakan klandestin kini muncul ke permukaan
kembali.
Akibat Renville Agreement (1948),
PNI dan Masyumi menarik dukungan dalam kabinet Amir Syarifudin. Amir Syarifudin
akhirnya mengundurkan diri. Posisi Perdana mentri Republik Indonesia diduduki
oleh Hatta.
Sayap kiri pimpinan Amir
Syarifudin yang menduduki Menhan pada kabinet Hatta, membentuk FDR (Front
Demokrasi Rakyat), pada tanggal 26 Februari 1948. FDR memusatkan gerakannya di
Solo dan berkoalisi dengan TKR dibawah pimpinan Jendral Mayor Sutarto, dan
mendapat dukungan dari satuan-satuan Angkatan Laut RI di Solo.
Muso, yang pada tahun 1926
kabur ke Rusia setelah gagalnya pemberontakan komunis, kini kembali ke
Indonesia dari Rusia. Muso menetap di Madiun. Sebagaimana Solo, Angkatan laut
Tentara RI Solo dan kepolisian mendukung Sayap Kiri (Komunis). Muso menjadi
pemimpin Komunis Madiun.

Amir Syarifudin dan Muso memimpin
pemberontakan pada tahun 1926 di Madiun atau yang dikenal dengan “Madiun
Affaire”. Pemberontakan tersebut diawali dengan Proklamasi REPUBLIK SOVYET
(KOMUNIS) INDONESIA oleh Muso, pada tanggal 18 September 1948. Muso juga
mengumumkan bahwa Negara sudah dioper alih di bawah kekuasaannya sekaligus
menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk menggulingkan pemerintahan
Soekarno – Hatta.
Segera setelah Republik Sovyet Indonesia
diproklamirkan, lascar merah bersenjata yang tergabung dalam FDR/PKI melakukan
aksi-aksi menguasai pos-pos terpenting. Di Magetan mereka menggunakan preman,
warok, perampok dan bandit-bandit untuk mengacaukan situasi. Perampokan yang
seringkali disertai pembunuhan dan kerusuhan dibuat agar polisi kewalahan
mengatasinya.
Pesantren Takeran, Pesantren
Sabilil Muttaqien pimpinan kiai Imam Mursjid Muttaqien dan Kiai temanggung
diganyang habis-habisan, termasuk pesantren-pesantren cabangnya. Pesantren- pesantren
tersebut dianggap musuh PKI. Dalam pemulihan keamanan oleh Polisi juga beberapa
polisi ikut menjadi korban keganasan PKI.
Pembantaian misal juga terjadi di
Pabrik Gula Rejosari/Gorang-Gareng. Beberapa anggota polisi yang anti Komunis
menjadi korbannya. Termasuk bupati Magetan yang disiksa dan diikat, digiring
dan dihabisi di pabrik gula.
Pembantaian dan kekejaman PKI
juga terjadi di desa Soca kecamatan Bendo, di desa ini terdapat dua sumur.
Sumur kesatu di masukan kedalamnya 108 orang yang kemudian berhasil
diidentifikasi hanya 67 orang. Di sumur kedua terdapat 30 korban keganasan PKI.
Sumur tersebut baru digali tahun 1950.
Peristiwa yang hampir serupa
dengan peristiwa desa Soca terjadi juga di desa Cigrok. Seorang Kiai dari
pesantren berpengaruh yaitu Kiai Ahmad Idris, yang juga anggota Masyumi,
dipaksa mendukung FDR/PKI hanya saja Kiai Ahmad Idris tetap tidak mau. Menurut
penuturan Kiai Ahmad Idris telah terjadi pembantaian di desa Cigrok dan
dimasukkan kedalam sumur tua Kepuhrejo. Menurut Kiai Ahmad Idris bahwa termasuk
korban adalah Kiai Imam Sofwan, Kiai Zubair dan Kiai Bawani yang dihantam
dengan benda benda tumpul dan dimasukan kedalam sumur tua. Sumur tersebut baru
digali tahun 1964 dan ditemukan 22 kerangka kepala dan beberapa pentungan kayu.
Desa Dungus kecamatan Kanigoro
juga menjadi saksi keganasan FDR/PKI, dimana dalam monument Kresek dicatat ada
17 orang korbanya.
Mungkin saja masih banyak korban
yang belum diungkap atau sengaja tidak diungkap mengingat pola-pola kekerasan
yang selalu dilancarkan dalam setiap aksi pemberontakan PKI.
Peristiwa Madiun Affairs ini
sungguh menjadi tikaman tajam disaat Republik Indonesia menghadapi Belanda baik
dalam diplomasi maupun agresi militer.
Pada 19 September 1948, Presiden
Soekarno dalam pidato yang disiarkan melalui radio menyerukan kepada seluruh
rakyat Indonesia, untuk memilih: Muso atau Soekarno-Hatta. Maka
pecahlah konflik bersenjata, yang pada waktu itu disebut sebagai Madiun
Affairs (Peristiwa Madiun).
Umur Republik Sovyet Indonesia
hanya 10 hari (dua minggu). Kekuatan pasukan pendukung Muso digempur dari dua
arah: Dari barat oleh pasukan Divisi II di bawah pimpinan Kolonel Gatot
Soebroto, yang diangkat menjadi Gubernur Militer Wilayah II (Kota
Semarang|Semarang-Kota, Surakarta|Surakarta) tanggal 15 September 1948, serta
pasukan dari Divisi Siliwangi, sedangkan dari timur diserang oleh pasukan dari
Divisi I, di bawah pimpinan Kolonel Soengkono, yang diangkat menjadi Gubernur
Militer Jawa Timur, tanggal 19 September 1948, serta pasukan Mobile Brigade
Besar (MBB) Jawa Timur, di bawah pimpinan M. Yasin.
Panglima Besar Soedirman
menyampaikan kepada pemerintah, bahwa TNI dapat menumpas pasukan-pasukan
pendukung Muso dalam waktu 2 minggu. Memang benar, kekuatan inti
pasukan-pasukan pendukung Muso dapat dihancurkan dalam waktu singkat.
Konon Muso tewas dalam peristiwa
Madiun tersebut dan Amir Syarifudin di eksekusi mati pada tanggal 20 Desember
1948 atas perintah Kol. Gatot Soebroto.
Perlu di catat bahwa gerakan
Komunisme dengan PKI-nya rupanya mampu kembali bangkit setelah dua dasawarsa tenggelam
dalam gerakan bawah tanah setelah kegagalannya pada pemberontakan 1926 kepada
Kolonial Belanda. Bahkan keberanian PKI tahun 1948 sampai memproklamirkan
Negara Komunis di Indonesia.
Ada bebera faktor yang
menyebabkan kembalinya Komunis di panggung politik dan revolusi Indonesia tahun
1948:
1. Pengembangan dan pengkaderan bawah tanah yang terus berlanjut disaat organisasi politik PKI dilarang.
2. Organisasi-organisasi mantel komunis yang dijadikan sebagai lembaga yang bertugas merekrut dan mengkader anggota-anggota militant. Misalnya pendirian organ-organ kepemudaan komunis; Pesindo/Pemuda Sosialis Indonesia (9-11 November 1945) yang dimotori oleh Amir Sjarifudin; Amir Sjarifudin juga mendirikan PARSI / Partai Sosialis Indonesia pada tanggal 12 November 1945; SOBSI / Sentral Buruh Seluruh Indonesia juga dibentuk bulan November 1946. Laskar-laskar juga didirikan seperti Laskar Rakyat, Laskar Merah dan Laskar Buruh. Dan melalui organisasi-organisasi mantel komunis ini, mereka mulai ingin merehabilitasi nama komunis dan melakukan cuci tangan atas dosa-dosa dan kekejaman Komunis di masa lalu.
3. Pendidikan orang Komunis di luar negeri (Rusia dan Cina) yang bertugas menyiapkan kader-kader pimpinan komunis. Misalnya Muso di Rusia, Aidit dan Nyoto di Cina dan Darusman serta Soeripto di Belanda.
4. Penyusupan orang-orang PKI ke dalam organisasi politik / partai nasionalis yang Besar dan dipandang dapat dijadikan sebagai penggerak masa. Sejak peristiwa pemberontakan yang gagal tahun 1926, mereka banyak yang masuk menyusup ke dalam tubuh PNI nya Soekarno.
5. Infiltrasi kedalam tubuh birokrasi, dan menguasai pemerintahan. Amir Sjarifudin yang katolik Komunis, berhasil menjadi Perdana Mentri dan setelah itu menjadi Menteri Pertahanan pada kabinet Hatta.
6. Infiltrasi kedalam tubuh militer. Peristiwa Madiun Affairs benar-benar menjadi bukti bahwa Angkatan Udara, Angkatan laut dan kepolisian di Solo melalui Mayor Jendral Suprapto mampu di konsolidasikan dengan FDR-nya Amir Sjarifudin yang komunis, dan menjadi kekuatan militer pemberontakan Komunis 1948.
Keenam faktor akan terulang dalam
peristiwa G 30S/PKI tahun 1965, kembali pada bulan September.**** (waiman)
pernah dimuat dalam MAJALAH AMANU
Almukaromah, 28 Maret 2017
Sumber:
1. Ahmad Mansur Suryanegara, API
SEJARAH I & II, penerbit Salamadani – Bandung, cet. kedua Oktober 2009.
2. David Charles Anderson, “Kudeta
Madiun 1948” (terjemahan), penerbit MedPress – Yogyakarta, cetakan kedua (edisi
revisi), tahun 2008.
3. DR Anwar Harjono SH, “Perjalanan
Politik Bangsa”, penerbit Gema Insani Press – Jakarta, cetakan pertama tahun
1997.
4. Suratmin, “Kronik Peristiwa
Madiun, PKI 1948”, penerbit Mata Padi Pressindo – Yogyakarta, cetakan pertama
februari 2012.
5. http://id.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_Madiun.
0 komentar:
Posting Komentar