Semut dianggap Lemah…
Padahal ia bergerak dan bekerja 24 jam sehari dengan kecepatan 0,5 KM/jam. Jika diukur dengan volume 1/130, maka kecepatan semut seukuran manusia adalah 80 KM/jam.
Semut dianggap Sepele…
Padahal kekuatan semut terletak pada persaudaraan dan kerjasama Tim yang luput dari perhatian yang melihatnya. Semut pencari makanan dan semut tempur berbagi peran dengan tanggungjawab yang sama.
Semut selalu berbagi makanan..
Semut tidak hanya membawa butiran makanan di dalam tubuhnya, tetapi juga saling memberi makan dari mulut ke mulut. Ketika semut pemburu pulang membawa makanan cair, ia menggelengkan kepalanya ke kanan-kiri untuk menarik perhatian kawan-kawannya atau langsung menghampiri mereka dan menunjukkan butiran makanan di mulutnya. 84 Makanan cair dipompa dari tembolok sehingga pembagian makanan berlangsung cepat. Pertukaran makanan ini merupakan contoh berbagi yang luar biasa. Sekam dan biji-bijian yang dibawa ke sarang juga dimakan semua semut bersama-sama. Oleh karena itu, kebutuhan makanan seluruh koloni dapat dipenuhi tanpa masalah.
Semut dianggap Kecil…
Padahal ia tangguh dan kuat. Kekuatannya adalah kekuatan kolektif dan berbagi beban.
Semua spesies semut, yang jumlahnya mencapai kira-kira 8800 spesies, mencari makanan dan membawanya pulang dengan cara yang berbeda-beda. Dalam spesies-spesies tertentu, semut berburu sendirian dan membawa pulang makanannya masing-masing. Spesies lain berburu berkelompok dan membawa serta menjaga makanannya bersama-sama.
Kalau mendapatkan makanan yang ukurannya cocok bagi tubuhnya, biasanya semut membawanya sendirian. Kalau ukuran makanan terlalu besar atau kalau semut menemukan beberapa gundukan kecil makanan di suatu daerah, mereka mengeluarkan hormon beracun untuk mencegah semut lain agar tidak menghampiri daerahnya. Kemudian, mereka memanggil para pekerja lain, besar maupun kecil, untuk bersama-sama mengangkut makanan.
Semut bersama-sama mengangkat makanan...
Dalam kehidupannya, semut juga mengenal pembagian tugas yang sangat sempurna. Semut besar memotong-motong makanan dan menjaganya dari hewan-hewan asing, sementara semut kecil membawa pulang makanan. Semut pekerja mengangkat makanan dengan rahangnya dan membawa makanan di depan selagi kembali ke sarang. Kalau bekerja berkelompok, semut dapat membawa potongan makanan yang lebih besar. Mereka mengangkat makanan menggunakan satu atau dua kaki. Pada saat yang sama mereka juga menggigit makanannya dengan rahang terbuka. Semut pekerja menggunakan cara yang berbeda-beda berdasarkan posisi dan arahnya. Semut yang di depan bergerak mundur sambil menyeret makanan.
Semut yang di belakang berjalan maju sambil mendorong makanan. Semut yang di samping membantu mengangkat. Dengan cara ini, semut dapat mengangkat makanan beberapa kali lebih berat dari yang bisa dibawa seekor semut. Berdasarkan pengamatan, ditemukan bahwa jika semut bekerja sama, mereka dapat mengangkat beban seberat 5000 kali berat yang dapat diangkat seekor semut pekerja. Seratus ekor semut dapat membawa seekor cacing besar di atas tanah dan bergerak dengan kecepatan 0,4 cm per detik.
Semut dianggap Remeh …
Padahal ia cerdas dan sama sekali tidak bisa dianggap remeh.
Semut yang bertugas mencari makan biasanya menjalankan tugas dengan cara yang sulit dijelaskan. Ia berangkat ke sumber makanan dengan berjalan berkelok-kelok, tetapi kembali ke sarang dengan rute lurus yang lebih singkat.
Mencari makan dengan berjalan berkelok-kelok
Penunjuk jalan semut adalah matahari, sedangkan kompasnya adalah cabang pohon dan tanda alam lainnya. Semut mengingat bentuk tanda-tanda ini, sehingga dapat menggunakannya untuk menemukan rute pulang terpendek, meskipun rute ini benar-benar baru baginya. Pada malam hari, mereka dapat menemukan dan mengikuti jalan yang mereka tempuh saat menemukan makanan pada pagi harinya, meskipun kondisinya berubah, karena petunjuk ‘bau’ yang ditinggalkannya. Sungguh semua kondisi alam adalah petunjuk bagi semut demi meraih cita-cita dan demi tunainya tugas.
Dalam mencari mangsa ia berkelok kelok sehingga tak mudah dibaca… tetapi dalam mencapai sarang “tujuannya” , ia mencari jalan terpendek. Kerja yang effektif dan effisien.
Semut dianggap Rapuh …
Padahal ia adalah pemburu yang effectif.
Beberapa spesies semut menggunakan gigi untuk memakan telur laba-laba, ulat, serangga, dan rayap. Banyak spesies semut (misalnya Semut Dacetine) yang khusus memakan serangga tanpa sayap. Serangga yang dimangsa Dacetine ini hidup berkelompok di tanah dan di daun busuk. Ia juga memiliki tonjolan berbentuk garpu di bawah tubuhnya. Ketika ia bergoyang dan berdiri tegak, organ ini melontarkan tubuhnya ke udara dan bergerak maju bagaikan kangguru mini. Semut Dacetine menggunakan rahangnya bagaikan perangkap hewan untuk menghadapi manuver mangsanya. Ketika semut pencari makan mencium bau serangga dengan antenanya, ia mengintai dengan rahang terbuka 180 derajat.
Semut ini mengaitkan gigi kecilnya pada rahangnya dengan cara menekankannya ke langit-langit mulut. Lalu, semut memeriksa sekitarnya dengan menggerakkan antenanya ke depan. Kemudian semut mendekati serangga perlahan-lahan. Ketika antenanya menyentuh mangsanya, si serangga kecil terjangkau oleh gigi bawah semut. Ketika semut menurunkan langit-langit mulutnya, rahangnya mendadak menutup dan mangsanya terjepit di antara giginya.
Kecepatan kedipan mata kita sangat lambat jika dibandingkan dengan kecepatan gigitan semut ini ketika menjebak mangsanya. Kelopak mata kita membuka dan menutup dalam sepertiga detik; rahang semut Odontomachus bawi bekerja 100 kali lebih cepat. Gigitan tercepat yang teramati memakan waktu 0,33 milidetik.
Struktur rahang semut penjebak panjangnya sekitar 1,8 milimeter. Pada bagian dalamnya terdapat kantong udara yang menempel ke trakea. Sistem ini menyebabkan gigi dapat bergerak cepat. Rahangnya berfungsi sebagai perangkap tikus mini. Ketika berburu, rahang terbuka lebar dan siap menutup setiap saat. Kecepatan menggigitnya berkurang menjelang akhir proses menggigit.
–
Duhai pasukan semut…. biarkan anggapan itu terus menggelontor ke arahmu… agar kau tak diganggu dalam mencapai tujuanmu… agar kau terus giat dan lincah dalam bekerja…
Fokus dan Ikhlash
Pasukan semut tidak menghiraukan “celaan para pencela”, mereka membiarkan berbagai anggapan yang “mengerdilkan” eksistensinya. Semut tetap FOKUS pada pekerjaannya dan tujuannya. “FOKUS dan IKHLASH”… itulah motto pergerakan “Army Ants”.
Tidak Berisik
Begerak ke tujuan tanpa berisik. Berbeda dengan “nyamuk” yang selalu gaduh saat mendekati sasaran. Semut bergerak latin tapi pasti. Tidak butuh kegaduhan, tidak butuh pujian…. benar benar fokus dan ikhlash mencapai tujuan.
Setia kepada Pimpinan
Ratu semut adalah pemimpin yang sangat dihormati dan di taati oleh “Army Ants”, ia mengatur pekerjaan bagi army ants, dan army ants senang melaksanakan tugas dari sang ratu.
Berbagi Peran dalam Tanggung Jawab yang Sama
Ada Ratu Semut, ia bertugas bertugas bereproduksi (bertelur) dan sangat dijunjung tinggi oleh rakyatnya. Ratu semut bisa hidup hingga berumur 20 tahun. Distribusi tugas dan produksi pasukan semut ada ditangannya.
SEMUT PEKERJA tidak bertelur, melainkan mengabdikan dirinya mengurus telur-telur ratunya. Jadi Semua semut pekerja adalah betina. Pendek kata, semua komunitas semut sebenarnya terdiri atas ibu dan putrinya.
Mereka menghadapi risiko kerja yang tinggi, karena medium lembap yang dibutuhkan telur dan larva ideal bagi pertumbuhan bakteri dan jamur yang berbahaya bagi kesehatan semut. Semua semut pekerja adalah betina. Pendek kata, semua komunitas semut sebenarnya terdiri atas ibu dan putrinya.
Semua keperluan sang ratu dipenuhi para pekerjanya. Hal terpenting yang dilakukan semut pekerja adalah melayani sang ratu dan memastikan bahwa sang ratu dan “bayinya” selamat. Sungguh sebuah proyek kaderisasi yang sempurna.
Ada juga semut pekerja yang khusus mencari makanan, ada yang membangun sarang, ada juga semut pekerja yang bertugas mengawini ratu semut muda agar tetap terjadi reproduksi “kader” Army Ants… walaupun setelah perkawinan itu ia mati sebagai martir demi lestarinya “kaderisasi”, dan lain lain.
Semut, baik Ratu maupun pekerja berbagi peran untuk satu tanggung jawab yang sama yaitu melestarikan koloni semut dan membangun kewibawaan kerajaan semut… subhanallah.**** (waiman)
pernah dimuat dalam MAJALAH AMANU
almukaromah, 29 Maret 2017
0 komentar:
Posting Komentar