Firman Allah Ta'ala: "Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Ku yang melampui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar [39] : 53)
Allah Maha Pengampun (Ghafur) lagi Maha Penyayang (Rahiem), kepada hamba-hambaNya yang berdosa besar sebesar apapun kesalahannya. Allah Ta'ala pasti menerima permohonan ampunan hambaNya, selama hambaNya memohon ampunan dengan optimis akan kasih sayang Allah ta'ala.
Membunuh tanpa alasan yang dibenarkan adalah termasuk Kabaair (dosa besar setelah syirik); akan tetapi sebesar dosa membunuh pun, Allah tetap Maha penampun dan Maha Kasih Sayang. Ada pelajaran berharga tentang kisah sang penjagal yang bertobat, yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi RA. Kisah adalah sebagai berikut:
“Dahulu sebelum kalian, ada seorang (dari bani Israil) yang telah membunuh 99 jiwa. Kemudian ia bertanya : “siapa yang paling tahu tentang agama yang ada di dunia ini”. Lalu ditunjukkan kepadanya seorang rahib (ahli ibadah). Ia pun mendatanginya dan menjelaskan, bahwa dirinya telah membunuh 99 jiwa: “apakah ada kesempatan untuk taubat bagi dirinya? “ Rahib itu menjawab, “Tidak.” Akhirnya ia membunuh rahib itu sekalian, sehingga lengkaplah 100 jiwa yang telah melayang di tangannya. “
Kemudian ia kembali bertanya tentang orang yang paling tahu agama yang ada di dunia ini. Lalu ia ditunjukkan kepada seorang yang alim (berilmu). Orang itu bercerita, bahwasanya ia telah menebas 100 jiwa, “apakah ada kesempatan untuk taubat bagi dirinya? “ Seorang alim itu menjawab, “Ya, ada, siapa yang menghalangi dirimu untuk bertaubat? Pergilah engkau ke kampung ini, karena sesungguhya di sana ada sekelompok manusia yang beribadah hanya kepada Allah semata, beribadahlah kepada Allah bersama mereka, dan janganlah engkau kembali ke kampungmu yang dulu, karena kampung itu adalah kampung yang buruk.“
Lalu ia pun pergi merantau meninggalkan kampung halamannya. Tatkala sampai di tengah perjalanan, ternyata kematian datang menjemputnya. Kemudian malaikat rahmat dan malaikat azab berseteru tentang status orang ini.
Malaikat rahmat berkata: “Dia datang dalam keadaan bertaubat kepada Allah seraya menghadapkan hatinya kepada-Nya.”. Malaikat azab berkata: “Sesungguhnya ia belum pernah mengerjakan kebaikan sama sekali.”.
Kemudian datanglah malaikat yang berwujud manusia, lalu ia dijadikan sebagai hakim (pemutus perkara) di antara mereka berdua. Malaikat yang berwujud manusia itu berkata: “Ukurlah jarak antara dua kampung tersebut. Ke arah mana ia lebih dekat, maka berarti ia lebih berhak di masukkan ke sana.”
Lalu mereka mengukurnya dan mendapati orang itu lebih dekat kepada kampung tujuan. Akhirnya ia dibawa oleh malaikat rahmat. (cerita diatas berdasar Hadits Rasulullah dari Abu Sa’id Sa’ad bin Malik yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim) Cerita yang bersumber dari Hadits Rasulullah tersebut memberi hikmah betapa terbukanya pintu Taubat, sampai-sampai sang jagal yang membunuh 100 orang juga masih memiliki peluang diterima taubatnya.
Rosululloh SAW bersabda: “Alloh Ta’ala berfirman, :‘…Hai anak Adam, sungguh seandainya kamu datang menghadapKu dengan membawa dosa sepenuh bumi, dan kau datang tanpa menyekutukan-Ku dengan sesuatupun. Sungguh Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi pula’.”(HR. Tirmidzi)
Rasulullah juga pernah bersabda bahwa setiap manusia pasti bersalah dan sebaik-baiknya orang yang bersalah adalah yang mau bertaubat. Memohon ampunlah kepada Allah atas segala kesalahan yang pernah dilakukan, jangan pernah berputus asa dari kasih sayang Ilahy, masih ada waktu selama nyawa belum sampai di kerongkongan. kasih sayang dan ampunan Allah Ta'ala lebih besar daripada dosa yang dilakukan hambaNya*** (waiman)
almukaromah, 17 Februari 2017
almukaromah, 17 Februari 2017
0 komentar:
Posting Komentar