Selasa, 21 Maret 2017

Bekerja pada Perusahaan Milik orang Kafir

TANYA:

Bolehkah bekerja dalam perusahaan milik orang kafir ?

JAWAB:

Pada umumnya bermuamalah, termasuk berbisnis dengan orang kafir, adalah boleh; bahkan diperintahkan untuk berbuat adil dan berlaku baik terhadap mereka. Selama mereka tidak memerangi dan mengusir umat Islam dalam menjalankan agamanya. Firman Allah Ta'ala:

 لَّا يَنۡهَٮٰكُمُ ٱللَّهُ عَنِ ٱلَّذِينَ لَمۡ يُقَـٰتِلُوكُمۡ فِى ٱلدِّينِ وَلَمۡ يُخۡرِجُوكُم مِّن دِيَـٰرِكُمۡ أَن تَبَرُّوهُمۡ وَتُقۡسِطُوٓاْ إِلَيۡہِمۡ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُقۡسِطِينَ (٨) إِنَّمَا يَنۡہَٮٰكُمُ ٱللَّهُ عَنِ ٱلَّذِينَ قَـٰتَلُوكُمۡ فِى ٱلدِّينِ وَأَخۡرَجُوڪُم مِّن دِيَـٰرِكُمۡ وَظَـٰهَرُواْ عَلَىٰٓ إِخۡرَاجِكُمۡ أَن تَوَلَّوۡهُمۡ‌ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُمۡ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلظَّـٰلِمُونَ (٩)

"Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak [pula] mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. (8) Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu [orang lain] untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (9)" (QS Al Mumtahanah (60): 8-9).

Secara khusus berkaitan dengan bekerja di perusahaan milik orang kafir, ada hadits dari Ka’b bin ‘Ujrah RA, bahwa beliau berkata :

أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى الله عليه وسلم يَوْماً، فَرَأَيْتُهُ مُتَغَيِّراً. قَالَ: قُلْتُ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّيْ، مَا لِي أَرَاكَ مُتَغَيِّراً؟ قَالَ: مَا دَخَلَ جَوْفِي مَا يَدْخُلُ جَوْفَ ذَاتِ كَبِدٍ مُنْذُ ثَلاَثٍ. قَالَ: فَذَهَبْتُ، فَإِذَا يَهُوْدِيٌّ يَسْقِي إِبِلاً لَهُ، فَسَقَيْتُ لَهُ عَلَى كُلِّ دَلْوٍ تَمْرَةٌ، فَجَمَعْتُ تَمْراً فَأَتَيْتُ بِهِ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم. فَقَالَ: مِنْ أَيْنَ لَكَ يَا كَعْبُ؟ فَأَخْبَرْتُهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: أَتُحِبُّنِي ياَ كَعْبُ؟ قُلْتُ: بِأَبِي أَنْتَ نَعَمْ.

"Saya mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu hari, dan saya melihat beliau pucat". Maka saya bertanya: "Ayah dan ibu saya adalah tebusanmu. Kenapa engkau pucat ?’,  Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: "Tidak ada makanan yang masuk ke perut saya sejak tiga hari".  Maka saya pun pergi dan mendapati seorang Yahudi sedang memberi minum untanya. Lalu saya bekerja padanya, memberi minum unta dengan upah sebiji kurma untuk setiap ember. Sayapun mendapatkan beberapa biji kurma dan membawanya untuk Nabi SAW  . Beliau SAW bertanya: "Dari mana ini wahai Ka’b?’ Lalu sayapun menceritakan kisahnya". Beliau SAW bertanya: "Apakah kamu mencintaiku wahai Ka’b?" Saya menjawab:  "Ya, dan ayah saya adalah tebusanmu"  (HR ath-Thabrani no. 7.157, dihukumi hasan oleh al-Haitsami ).

Dalam hadits Ka'ab Bin Ujrah RA, Rasulullah SAW  membiarkan Ka'ab Bin Ujrah yang bekerja kepada orang Yahudi dan menerima upah dari pekerjaannya itu. maka Diamnya Nabi, atas perbuatan Ka'ab yang berkerja kepada orang Yahudi dan menerima upah darinya,  menunjukan persetujuan (taqrir)nya.

Kesimpulannya secara umum hukum dasar bekerja dalam perusahaan milik orang kafir adalah boleh (jaiz). wallahu A'lam**** (wakariem)

Al Mukaromah, 22 Maret 2017






Share:

0 komentar:

Posting Komentar