Setelah Rasulullah SAW dan para sahabat hijrah ke Yatsrib (Madinah), turunlah perintah kepada para wanita Islam untuk mengulurkan Jilbab-nya hingga menutupi dada-dadanya (QS Al-Ahzab (33) ayat 59).
“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang”. (QS Al-Ahzab (33) ayat 59).
Memang sudah menjadi kebiasaan pada zaman Nabi dahulu, para wanita (termasuk muslimah) memakai busana dan kerudung, tetapi kadang tidak menutupi leher dan dada-dada mereka. Setelah turun QS Al-Ahzab (33) ayat 59 ini maka pengenaan busana seperti itu, kini terlarang.
Ada pemandangan yang menakjubkan dalam hal loyalitas terhadap aturan Islam, yaitu para wanita Muhajir.

Wanita Muhajir adalah wanita wanita Islam yang Hijrah dari Makkah ke Madinah. Mereka dapat dengan segera melaksanakan perintah tersebut tanpa terpenjara oleh kebiasaan atau terpasung oleh keengganan.
Begitu responsif mereka dalam menunaikan perintah dan mematuhi aturan Islam yang diberlakukan. Sampai sampai mereka rela merobek tirai tirai tebal rumahnya untuk dibuat Jilbab hingga menutupi leher dan dada mereka. Tidak menunggu nunggu, tidak menunda nunda, tidak banyak pertimbangan duniawi.
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya lah kamu akan dikumpulkan. (QS Al-Anfal (8) ayat 24)
Kenapa mereka begitu responsif menyambut perintah Allah dan rasulnya?. Tentu karena pembinaan awal selama di Makkah, dimana mereka digemleng dengan Aqidah Islam. Sehingga melahirkan keimanan yang tangguh, yang pada gilirannya membuat kesiapan totalitas dalam mengabdi.
Oo-
Resfonsifnya wanita Muhajir itu mengundang kecemburuan Wanita Anshar. Wanita Anshar adalah kaum wanita penduduk yatsrib yang menolong kaum Muhajir.
Tetapi setelah mereka mengetahui rahasia dibalik kecekatannya wanita Muhajir dalam melaksanakan perintah adalah terbenamnya AQIDAH ISLAM hasil pembinaan (ta’lim) Aqidah selama di Makkah, maka mereka menuntut kepada Rasulullah SAW agar disediakan waktu Khusus bagi mereka mengkaji Ilmu (Aqidah).
Peristiwa ini membuat Aisyah RA kini menjadi kagum kepada wanita Anshar. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha memuji para wanita kaum ‘Anshar dengan ucapan beliau:
” رحم الله نساء الأنصار ، لم يمنعهن الحياء أن يتفقهن في الدين “
”Semoga Allah merahmati (mengasihi) wanita-wanita kaum Anshar, rasa (sifat) malu tidak menghalangi mereka untuk mempelajari ilmu agama” (HR. Imam Muslim dalam Shahihnya)
bagaimana sobat dengan kita? **** (waiman)
Almukaromah, 22 februari 2017
0 komentar:
Posting Komentar