Amal shaleh itu bukan barang pameran, bukan untuk dipertontonkan; bukan untuk mencari riuhnya tepukan dan ramainya pujian. Amal shaleh tidak usah menuntut disematkannya lencana bintang penghargaan tanda ia telah berjasa.
Sifat suka pamer, dan mencari ketenaran dalam beramal shaleh, adalah penyakit berbahaya, yang paling ditakuti Rasulullah terjangkit dalam diri seorang mukmin, bahayanya melebihi bahaya Dajjal. Dalam terminology Islam sifat suka pamer ini adalah Riya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Maukah kamu kuberitahu tentang sesuatau yang menurutku lebih aku khawatirkan terhadap kalian daripada (fitnah) Al masih Ad Dajjal? Para sahabat berkata, “Tentu saja”. Beliau bersabda, “Syirik khafi (yang tersembunyi), yaitu ketika sesorang berdiri mengerjakan shalat, dia perbagus shalatnya karena mengetahui ada orang lain yang memperhatikannya “ (HR AHMAD)
Rasulullah SAW bersabda: “ Sesuatu yang aku khawatrikan menimpa kalian adalah perbuatan syirik asghar. Ketika beliau ditanya tentang maksudnya, beliau menjawab: ‘(contohnya) adalah riya’ ” (HR Ahmad & Thabrani)
Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani dalam kitabnya Fathul Baari berkata: “Riya’ ialah menampakkan ibadah dengan tujuan dilihat manusia, lalu mereka memuji pelaku amalan itu”.
Imam Al-Ghazali, riya’ adalah mencari kedudukan pada hati manusia dengan memperlihatkan kepada mereka hal-hal kebaikan.
Tegasnya Riya itu beramal tidak Ikhlash, tetapi motivasinya adalah agar dipuji atau mengharapkan penghargaan manusia. Sementara Ikhslash adalah beramal hanya dengan niat lurus karena Allah, karena diperintah Allah, karena ingin mendapatkan ridha Allah, Lillahi Ta’ala.
Riya’ dibagi kedalam dua tingkatan:
riya’ kholish yaitu melakukan ibadah semata-mata hanya untuk mendapatkan pujian dari manusia,
riya’ syirik yaitu melakukan perbuatan karena niat menjalankan perintah Allah, dan juga karena untuk mendapatkan pujian dari manusia, dan keduanya bercampur”.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT telah mengumumkan bathalnya atau terhapusnya pahala amalan yang tercampur Riya, shalat, sedekah dan lainya akan menjadi sia-sia tek berarti.
“Janganlah kalian menghilangkan pahala shadaqah kalian dengan menyebut-nyebutnya atau menyakiti (perasaan si penerima) seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak berimana kepada Allah dan hari kemudian.” (Al-Baqarah: 264)
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, yang berbuat karena riya” (Al Maa’uun 4-6)
Bukan hanya itu saja, Rasulullah bersabda: “Siapa yang berlaku sum’ah maka akan diperlakukan dengan sum’ah oleh Allah dan siapa yang berlaku riya maka akan dibalas dengan riya.” (HR. Bukhari)
Maksudnya batangsiapa yang sum’ah (suka tenar), maka Allah akan perdengarkan aibnya kepada orang lain; dan barangsiapa yang Riya (suka pamer), maka Allah akan tampakan aibnya kepada orang lain.
Mudah-mudahan waspada dan terhindar dari penyakit ini…amien. cag. (wakariem)
Almukaromah, 26 Agustus 2017.
0 komentar:
Posting Komentar